Hidden Curriculum
Istilah hidden curriculum menunjuk
kepada segala sesuatu yang dapat berpengaruh di dalam berlangsungnya pengajaran
dan pendidikan, yang mungkin meningkatkan atau mendorong atau bahkan melemahkan
usaha pencapaian tujuan pendidikan. Dengan kata lain, konsep hidden curriculum
menunjuk pada praktek dan hasil persekolah yang tidak diuraikan dalam kurikulum
terprogram atau petunjuk kurikulum kebijakan sekolah, namun merupakan bagian
yang tidak teratur dan efektif mengenai pengalaman sekolah.
Hidden
(ketersembunyian) merupakan aspek alamiah dalam hal yang berhubungan dengan
pengalaman sekolah? pertanyaan ini perlu dimengerti dan dipahami oleh setiap
pihak yang berkepentingan dengan pendidikan dan kurikulum. Namun pertama-tama
seyogyanya kita mengerti apa arti hidden curriculum.
Kurikulum
tersembunyi (the hidden curriculum) adalah kurikulum yang tidak direncanakan. Hilda Taba
mengatakan “curriculum is a plan for learning”, yakni aktivitas dan pengalaman anak di sekolah
harus direncanakan agar menjadi kurikulum. Ada juga yang berpendapat bahwa
kurikulum sebenarnya mencakup pengalaman yang direncanakan dan juga yang tidak
direncanakan, yang disebut kurikulum tersembunyi. Anak didik mempunyai aturan
tersendiri sebagai reaksi terhadap kurikulum formal seperti tentang mencontek,
membuat pekerjaan rumah, menjadi juara kelas, sikap terhadap guru, mencari
strategi belajar yang efektif, dan banyak lagi hal lainnya.
Menurut
Overly dan Valance, dalam Subandijah, hidden curriculum meliputi kurikulum yang
tidak dipelajari, hasil persekolahan non-akademik. Dalam kaitan ini, banyak
para ahli kurikulum yang mengajukan konsepsi maupun pengertian hidden
curriculum, misalnya:
Dreeben
memfokuskan pada apa yang dipelajari di sekolah sebagai suatu fungsi struktur
sosial kelas dan latihan otoritas guru.
Kolhberg
mengidentifikasikan hidden curriculum sebagai hal yang berhubungan dengan
pendidikan moral dan peranan guru dalam mentransformasikan standar moral.
Henry
cenderung pada hubungan antara siswa dengan guru, aturan untuk mengatur
hubungan tersebut dan peranan aturan ini dalam mendidik untuk kepatuhan
(decolitas).
Kritisi
sosial seperti Goodman, friedenberg, Reiner dan Illich menggunakan konsepsi
hidden curriculum sebagai aturan untuk mengidentifikasikan dan menjelaskan
penguatan sekolah mengenai struktur kelas dan norma sosial tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar