Minggu, 09 Oktober 2016

cikadueun



Cikadueun, Cipeucang, Pandeglang

Mayoritas penduduk desa Cikadueun beragama Islam. Desa Cikadueun telah memiliki sarana pendidikan yang cukup memadai bagi penduduk di desa tersebut, termasuk sarana pendidikan agama yaitu Pondok Pesantren Bany 'Aly yang dirintis oleh KH. Ali (alm) lalu KH. Misbahuddin (alm) putranya, sekarang dipimpin oleh KH. Andi Suhandi dan saudar-saudaranya, Pondok Pesantren Nurul Huda, Pondok Pesantren tahfidzilquran Al-muhajirin, Pondok Pesantren Ushuluddin, san masih banyak lagi yang lainnya. Dan di desa Cikadueun juga ada berbagai nama kampung, kampung Moyan, kampung Tarikolot, kampung Sobong, kampung Cikadueun hilir yaitu asal mula berada kampung Cikadueun.

Cikadueun berasal dari kata cai kakadueun, yaitu air bekas minum orang yang kebanyakan memakan buah durian, kadu bahasa sunda-nya. Air bekas pengobatan itu di buang ke kali, sungai kecil yang mengalir membelah kampung Cikadueun hingga jauh ke muara kali Cimoyan sampai ke laut Selat sunda, maka kali itu dinamakan kali cikadueun.
Di samping itu, adanya peninggalan ulama berupa situs kebudayaan yang di lindungi undang-undang, yaitu makam auliya (wali, jamak) SYEKH MANSHUR Tb. Muhamad Soleh bin Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin bin Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin bin Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar bin Sultan Abu al-Fath Abdul Fattah atau Sultan Ageng Tirtayasa raja keenam kesultanan Banten.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar