Minggu, 04 Desember 2016

Fungsi Al-Quran

Al-Quran



 Di dalam pembahasan ini terdapat dua unsur pokok yang sangat penting untuk dipahami sebelum melangkah lebih jauh ke pembahasan mengenai fungsi Al-Qur’an & penyempurna terhadap kitab sebelumnya. Kedua unsur tersebut yaitu tentang kitab dan fungsi Al-Qur’an serta hal-hal yang berkaitan dengan keduanya.
1. Kitab-kitab Allah [ sebagai penyempurna ]
Kata “kitab” atau “buku suci” digunakan dalam Al-Qur’an baik dalam pengertian umum maupun khusus. Dalam pengertian umum, kitab adalah dasar dari seluruh wahyu, sumber dari hukum Allah yang abadi dan terdiri dari firman-firman (kalimat) yang merupakan ketetapan-katetapan yang tidak dapat diubah. Sedangkan dalam pengertian khusus, kitab berarti perjanjian_lama‬ dan ‪ ‎perjanjian baru‬ dan juga Al-Qur’an.

Tetapi Al-Qur’an menyatakan dirinya sebagai wahyu yang paling‪ sempurna‬ atau kitab yang menyeluruh. Kitab-kitab Allah berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT dan apa yang telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya sebagaimana digambarkan dalam firman Allah SWT berikut.
Artinya : “Katakanlah (hai orang-orang mukmin), kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya dan apa yang kami berikan kepada Musa dan Isa seperti apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan kami hanya patuh kepada-Nya.” (QS Al Baqarah : 136).
Nabi menerima syariat melalui wahyu yang berasal dari tuhan untuk dirinya dan juga bisa diberikan kepada selainnya, sedangkan rasul adalah seorang Nabi yang bertugas menyampaikan syariat, petunjuk aatau hal lainnya kepada sebagian umat yang menjadi tanggungannya, jadi seorang Rasul pastilah dia seorang Nabi dan dengan demikian seorang Nabi belum tentu berfungsi sebagai Rasul. Rasul menerima suhuf atau Kitab yang dalam arti harfiahnya bermakna lembaran-lembaran yang tertulis, berisi tentang syariat, perintah atau larangan.
Dan diantara kitab tersebut adalah :
1. Nabi ibrahim AS [ dikenal dgn sebutan Shuhuf Ibrahim ]
2. Nabi Musa AS, disebut Taurat, berisi hukum syariat yang ditujukan kepada Bani Israil.
3. Nabi Daud AS, disebut Zabur, juga ditujukan kepada Bani Israil.
4. Nabi Isa al-Masih AS, disebut injil yang merupakan penyempurnaan dan penjelas bagi kitab-kitab sebelumnya yaitu Zabur dan Taurat dan ditujukan juga untuk Bani Israil.
5. Nabi Muhammad SAW, disebut Al-Qur'an, merupakan petunjuk berupa syariat dan hukum bagi seluruh umat manusia dan sebagai penjelas dan penyempurna kitab-kitab Allah sebelumnya.
Jadi Al-Quran merupakan wahyu tertulis terakhir (Final Revelation) berisi tentang penjelasan segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam menempuh kehidupan di dunia agar mencapai kesejahteraan, keselamatan dengan tujuan akhir adalah kebahagiaan hidup di akhirat nanti.
Semua kitab-kitab tersebut berasal dari Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu, Tuhan Semesta Alam, Allah SWT. Oleh karena sumbernya satu, maka semua ajarannya adalah sejalan selaras dan bisa dijadikan dasar untuk membenarkan kitab-kitab sebelumnya.
2. Fungsi dan Peranan Al-Qur’an
Al-qur’an tidak mengkhususkan pembicaraanya kepada bangsa tertentu , seperti kepada bangsa arab saja. Begitu juga ia tidak mengkhususkan pembicaraannya kepada satu kelompok tertentu, seperti kepada kaum muslim saja. Melainkan ia juga mengarahkan pembicaraannya kepada orang-orang non-muslim, sebagaimana ia berbicara kepada kaum muslim.
Bukti tentang hal ini sangat banyak dijumpai di dalam Al-qur’an. Di antaranya adalah pembicaraan Al-qur’an yang ditujukan kepada orang-orang kafir, kaum musyrik, Ahlul kitab, Yahudi, Bani Israil, dan Nasrani. Al-qur’an mengajukan argumentasi kepada setiap golongan ini dan menyeru mereka untuk menerima ajaran-ajaran yang benar. Al-qur’an mengajukan argumentasi kepada golongan tersebut dan mengajak mereka kepada agama islam, tanpa mengaitkan pembicaraan itu dengan bangsa arab semata. Mengenai hal ini telah terlasnir dalam beberapa ayat di dalam Al-qur’an, misalnya Qs. Ali Imran ayat 64 dan Qs. At-Taubah ayat 11.
Selain ayat-ayat yang telah disebutkan di atas, ada pula ayat-ayat yang menunjukkan universalitas dakwah islam.
Di antaranya firman Allah Qs. Al-An’am:19, Qs. Al-Qalam:52, Qs. Shaad:87, Qs. Al-Muddatstsir :35-36.
Sehingga dari sejarah kita mengetahui banyak di antara para penyembah berhala, orang-orang Yahudi, dan Nasrani yang masuk islam. Begitu pula sekelompok orang dari bangsa non-arab, seperti Salma dari Persia, Shahib dari Romawi, Bilal dari Ethiopia, dan lain-lain.
Al-qur’an sebagai kitab suci agama Islam merupakan kitab yang paling sempurna juga telah dinyatakan oleh Allah dalam Qs. Al-Ma’idah:48, mengandung hakikat syariat para nabi Qs.Asyuara 13, dan Al-qur’an meliputi segala sesuatu pada Qs. An-Nahl ayat 89.
Jadi kesimpulan ayat-ayat ini adalah bahwa Al-qur’an mengandung kebenaran-kebenaran seperti yang dijelaskan di dalam kitab-kitab samawi lainnya, namun disertai beberapa tambahan.
Al-Qur’an merupakan kitab terakhir dan paling sempurna serta sebagai‪ ‎korektor‬ bagi kitab-kitab yang turun sebelumnya.
Muhammad Ali As-Shabuny memberikan penjelasan tentang Qs. Al-Ma’idah ayat 48 bahwa selain mengoreksi‬ dan membenarkan‬ kitab-kitab sebelumnya, maka pada ayat selanjutnya sampai ayat 50 Allah memperingatkan rasulNya agar tidak mengikuti kesesatan orang-orang Yahudi dan Nasrani, serta memerintahkan Nabi Muhammad untuk berpegang teguh kepada wahyuAl-Qur’an.
Al-Qur'an adalah wahyu Allah ( 7:2 )yang berfungsi sebagai mu'jizat bagi Rasulullah Muhammad saw ( 17:88; 10:38 ) sebagai pedoman hidup bagi setiap Muslim ( 4:105; 5:49,50; 45:20) dan sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya ( 5:48,15; 16:64 ), dan bernilai abadi.
Al-Qur'an sebagai final_revelation‬, dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan ditujukan kepada seluruh umat manusia, berisi seluruh rangkuman‬dan #membenarkan kitab-kitab sebelumnya, petunjuk ke jalan yang benar,pembeda‬ antara yang bathil‬ dan yang ‪‎haq‬ , dan sebagai penerang‬. Al-Qur’an berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia baik yang berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan‬sosial‬ekonomi‬negara‬,‪‎teknologi‬, jual-beli ( ‪‎bisnis‬ ), hukum privat‬ dan sebagainya.
Adapun dalam hubungannya dengan kitab-kitab lain yang dipercayai diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Muhammad SAW (Taurat, Zabur, Injil, lembaran‬² Ibrahim), Al-Qur'an dalam beberapa ayatnya menegaskan posisinya terhadap kitab-kitab tersebut, di antaranya:
a. Al-Qur'an menuntut kepercayaan umat Islam terhadap eksistensi‬ kitab-kitab tersebut. Hal ini ditegaskan dalam
Qs. Al-Baqarah ayat 4:”Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”.
b. Al-Qur'an diposisikan sebagai pembenar dan pembukti‬ (verifikator) bagikitab-kitab sebelumnya. Menganai hal ini telah dijelaskan dalam salah satu ayat Al-Qur’an.
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu‪ ‎perselisihkan‬ itu,”(QS. Al-Ma’idah:48).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar